Selasa, 28 Mei 2013

PENGERTIAN HARGA KESEIMBANGAN

- 0 komentar
A. HARGA KESEIMBANGAN


Pertama kita akan membahas tentang konsep harga keseimbangan ini, untuk memudahkan dalam memahami maka coba lihat peraga 11.1 dibawah ini.

Dari tabel permintaan dan penawaran tersebut dapat dilihat berapa kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam berbagai tingkat harga dalam waktu satu bulan. Jika digambarkan dalam bentuk kurva, maka akan terlihat seperti gambar peraga 11.1(a). Gambar tersebut menunjukkan adanya titik potong antara kurva permintaan (garis D) dan kurva penawaran (garis S) pada titik E. Jika dari titik E ditarik garis paralel ke garis ordinat, akan terdapat angka Rp. 3.000,00 dan apabila ditarik garis ke absis akan terdapat 66 kilogram. Artinya, pada harga Rp. 3.000,00 kuantitas barang yang diminta dan kuantitas barang yang ditawarkan sama, yaitu 66 kilogram. Harga yang terbentuk dari titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran disebut harga keseimbangan atau harga ekuilibrium. Pada tingakt harga Rp. 3.000,00 terdapat kuantitas yang sama antara barang yang diminta dan barang yang ditawarkan. Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan itu dikenal dengan harga pasar. 
    Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen). Namun demikian, kedua belah pihak pada dasarnya memiliki taksiran yang berbeda-beda terhadap harga sebuah barang dan jasa yang diperjualbelikan di pasar. Taksiran harga yang diberikan oleh konsumen dan produsen tersebut disebut harga subjektif. Mari kita amati gambar dibawah ini sebelum kita melanjutkan ke materi selanjutnya.

Berdasarkan subjeknya, pembeli di pasar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
a. Pembeli Marjinal
Pembeli marjinal adalah pembeli yang harga taksirannya sama dengan harga pasar. Dari gambar diatas maka dapat kita lihat pembeli marjinal adalah pembeli yang harga subjektifnya sebesar p, yaitu harga yang sama dengan harga keseimbangan atau harga pasar.

b. Pembeli Supermarjinal
Pembeli supermarjinal adalah pembeli yang harga taksirannya melebihi harga pasar. Mereka merasa bahwa harga barang yang dibayar terlalu murah, sehingga merasa mendapat keuntungan. Keuntungan ini disebut premi konsumen yang ditunjukkan oleh daerah A dalam gambar diatas.

c. Pembeli Submarjinal
Pembeli submarjinal adalah pembeli yang harga taksirannya dibawah harga pasar. Mereka tidak membeli karena menurut mereka harga itu terlalu mahal.

Berdasarkan harga subjektifnya, penjual dipasar dapat dikelompokkan menjadi sebagi berikut.
a. Penjual Marjinal
Penjual marjinal adalah penjual yang harga pokoknya sama dengan harga yang ada di pasar. Untuk menjualnya merka menuggu harga naik supaya memperoleh keuntungan.

b. Penjual Supermarjinal
Penjual supermarjinal adalah penjual yang harga pokoknya dibawah harga pasar. Harga pasar itu bagi mereka menguntungkan karena harga pokok mereka lebih murah dari atau di bawah harga pasar. Keuntungan yang mereka dapat disebut premi produsen. Dalam gambar  diatas, premi produsen tersebut diperlihatkan oleh daerah B.

c. Penjual Submarjinal
Penjual submarjinal adalah penjual yang harga pokoknya di atas harga pasar. Untuk menjual mereka menuggu kenaikan harga setelah itu baru mereka menjual. Dengan tindakan itu mereka akan mendapatkan keuntungan. Jadi penjual submarjinal mengharapkan harga naik.

B. PEMBENTUKAN HARGA KESEIMBANGAN

Keseimbangan adalah kombinasi harga dan kuantitas dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual. Kalaupun ada dorongan terhadap harga untuk turun atau naik, harga tersebut lambat laun akan kembali pada harga keseimbangan.
    Dalam proses pembentukan harga ini jelas terlihat berlakunya hukum permintaan dan penawaran yang telah kita bahas dalam bab-bab sebelumnya. Hukum permintaan mengatakan bahwa kuantitas permintaan berbanding terbalik dengan harga. Jika harga naik, maka kuantitas yang diminta turun. Sebaliknya, jika harga turun maka kuantitas yang diminta naik. Sedangkan hukum penawaran mengatakan bahwa kuantitas penawaran berbanding lurus dengan harga. Jika harga turun, kuantitas yang ditawarkan berkurang. Sebaliknya, jika harga naik, kuantitas yang ditawarkan bertambah.
     Kedua hukum itu berlaku pada kondisi ceteris paribus. Artinya, selain harga, faktor lain bersifat tetap/tidak berubah. Misalkan jika harga barang X naik, maka kuantitas yang diminta seharusnya turun. Akan tetapi, jika yang terjadi justru meningkatnya kuantitas yang diminta, maka ini artinya ada faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan. Misalnya, hal ini terjadi karena di masyarakat beredar desas-desus bahwa harga akan semakin tinggi, sehingga masyarakat beramai-ramai membeli pada kenaikan harga pertama. Jadi, ketika permintaan seharusnta menurun (karena harga naik), yang terjadi malah menaik. Faktor-faktor selain harga ini akan menyebabkan bergesernya kurva permintaan dan penawaran, yang selanjutnya akan memunculkan harga keseimbangan baru.


[Continue reading...]

Minggu, 26 Mei 2013

PENAWARAN DALAM ILMU EKONOMI

- 0 komentar

Ketemu lagi dengan ips-esemka.blogspot.com kalau sebelumnya kita sudah membahas tentang permintaan dalam ilmu ekonomi maka kali ini kita akan membahas tentang penawaran, kedua materi ini terdapat hubungan khusus tentunya. Tidak usah basa-basi panjang lebar, langsung saja sedikit ringkasan tentang pwnawaran.

1. Pengertian Penawaran 
Penawaran atau yang sering disebut supply adalah kuantitas barang dan jasayang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Pengertian ini berlaku dengan menganggap hal-hal lain selain harga tetap konstan (ceteris paribus).

2. Hukum Penawaran 
Dalam hukum penawaran, harga memainkan peran penting dalam mempengaruhi kuantitas yang ditawarkan. Semakin tinggi harga semakin tinggi pula kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang dan jasa, semakin rendah pula kuantitas barang dan jasa tersebut yang ditawarkan. Semua itu seperti yang sudah dijelaskan pada bunyi hukum penawaran yaitu "Apabila harga suatu barang dan jasa meningkat, maka kuantitas yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya, apabila harga dan jasa menurun, maka kuantitas yang ditawarkan juga akan semakin menurun, ceteris paribus."

3. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah informasi berupa grafik yang menggambarkan tentang kuantitas suatu barang dan jasa yang ditawarkan selama periode waktu tertentu pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor-faktor lainnya konstan. Gambar dibawah ini merupakan contoh tabel penawaran yang diubah menjadi grafik atau kurva penawaran.

4. Pergeseran Kurva Penawaran
Seperti halnya permintaan, penawaran tidak jasa dipengaruhi oleh harga. ada banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas penawaran akan sebuah barang dan jasa. Beberapa di antaranya adalah kemajuan teknologi, biaya produksi, persediaan sarana produksi, peningkatan jumlah produsen, peristiwa alam, ekspetasi atau harapan produsen, harga barang dan jasa lain. Sebagai peraga, lihat gambar dibawah ini.

5. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah fungsi untuk menunjukkan hubungan antara harga barnag/jasa dan jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Secara matematis, fungsi penawaran dapat ditulis sebagai berikut : 

Dimana :
Qs   = kuantitas penawaran
Ps    = harga barang atau jasa
a, b = konstanta
[Continue reading...]

Sabtu, 25 Mei 2013

PERMINTAAN DALAM ILMU EKONOMI

- 0 komentar
1. Pengertian Permintaan
    Permintaan atau bisa disebut demand adalah keinginan yang disertai dengan kemampuan untuk membeli baranf dan jasa pada tingkat harga dan waktu tertentu. Ada tiga hal penting dengan konsep permintaan ini. Pertama, kuantitas yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. Hal ini menunjukan berapa banyak yang ingin dibeli konsumen berdasarkan harga barang tersebut, harga barang lain, pendapatan dan selera. Kedua, keinginan konsumen tersebut disertai oleh kemampuan serta kesediaan untuk membeli. Jadi, merupakan permintaan efektif. Ketiga, kuantitas yag diminta dalam satuan waktu. Artinya, jika disebutkan bahwa kuantitas televisi yang diminta di Kota Jakarta adalah 20.000 unit, maka harus jelas apakah 20.000 unit tersebut per hari, per bulan, atau per tahun. Penjuala televisi 20.000 per hari adalah angka yang sangat fantastis. Berbeda jika kita katakan bahwa penjualan tersebut adalah per tahun.

2. Hukum Permintaan
    Harga memainkan peran penting dalam mempengaruhi kuantitas yang diminta. Semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta. Sebaliknya, semakin rendah harga barang dan jasa, semakin banyak jumlah yang diminta. Terlihat disini bahwa ada hubungan terbalik antara tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Fenomena ini pada intinya merupakan isi dari hukum permintaan. Lebih jelasnya hukum permintaan berbunyi "Apabila harga suatu barang dan jasa meningkat, maka kuantitas yang diminta akan menurun. Sebaliknya, apabila harga suatu barang dan jasa menurun, maka kuantitas yag diminta akan meningkat, ceteris paribus"

3. Kurva Permintaan
    Ada 3 istilah pada subbab ini yaitu kuantitas yang diminta (quantity demanded), tabel permintaan (demand schedule) dan kurva permintaan.
  Kuantitas yang diminta mengacu kepada kuantitas barang dan jasa yang ini dibeli konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu, ceteris paribus.
    Tabel permintaan adalah tabel yang menunjukkan kuantitas barang dan jasa yang diminta selama periode waktu tertentu pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor-faktor lainnya konstan. Informasi yang disajikan dalam tabel permintaan tersebut selanjutnya dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang dinamakan kurva permintaan.
   Kurva permintaan adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen.

4. Pergeseran Kurva Permintaan
    Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas permintaan barang dan jasa. Diantaranya adalah harga barang pengganti (substitusi), pendapatan, jumlah produk, dan selera. Pengatuh yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor ini terhadap permintaan adalah bergesernya kurva permintaan ke kiri  atau ke kanan. Adapun faktor lain yang menyebabka kurva permintaan bergeser antara lain :
- Harga barang komplementer dan barang substitusi
- Jumlah pendapatan
- Jumlah dan karakteristik penduduk
- Perubahan tradisi, mode, dan selera masyarakat
- Perkiraan dan harapan masyarakat
- Hari raya keagamaan
- Kondisi sosial dan ekonomi
5. Fungsi Permintaan
    Fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukan hubungan antara harga barang/jasa dan jumlah barang atau jasa yang diminta. Secara matematis, fungsi permintaan dapat ditulis sebagai berikut :
dimana :
QD = kuantitas permintaan
PD = harga barang atau jasa
a, b= konstanta

Materi selanjutnya adalah tentang penawaran yang akan dibahas disini.
[Continue reading...]

Jumat, 24 Mei 2013

KONSUMEN DAN PRODUSEN

- 0 komentar
A. KONSUMSI

1. Pengertian Konsumsi
   Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Selain itu untuk yujuan konsumsi, suatu benda juga dipergunakan sebagai benda produksi. Sebagai contoh, Pak Amir memiliki mobil, pada hari Senin sampai Jumat, mobil tersebut digunakan untuk mengangkut penumpang, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu mobil tersebut khusus digunkan untuk keperluan keluarga. Mobil yang disewakan tersebut bukan merupakan contoh konsumsi melainkan untuk tujuan menghasilkan uang dan mobil berperan sebagai benda produksi.

2. Ciri-Ciri dan Pembagian Benda Konsumsi 
   Untuk mengetahui apakah pemakaian suatu benda termasuk lingkup konsumsi atau produksi dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai berikut : 
  • Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penggunaan gergaji, cangkul, mesin-mesin, dan barang -barang modal lainnya yang bertujuan menambah faedah benda tidak dikategorikan ke dalam kegiatan konsumsi. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam kegiatan produksi.
  • Manfaat, nilai, ataupun volume benda-benda yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.
Atas dasar habis tidaknya suatu benda pada saat dikonsumsi, benda konsumsi dapat dibedakan sebagai berikut.
  • Benda yang habis dalam sekali pemakaian. Contohnya adalah makanan, minuman, dan obat-obatan.
  • Benda yang pemakaiannya berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Contoh benda konsumsi ini adalah baju, sepatu, tas, sapu, ember, televisi, dan rumah.  
3. Tujuan Kegiatan Konsumsi 
    Tujuan kegiatan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung. Penggunaan benda-benda di luar tujuan tersebut tentunya tidak dikategorikan sebagai benda konsumsi. 

B. TEORI PERILAKU KONSUMEN

   Sehari-hari kita harus selalu melakukan pilihan. Apakah kita akan pergi bermain atau dirumah mengerjakan tugas? minum teh atau kopi? Kita memang harus selalu melakukan pilihan karena keinginan kita tak terbatas sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. 
   Konsep pilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Berdasarkan konsep in iyang menyatakan bahwa konsumen pada umumnya selalu berusaha untuk mencapai utilitas yang maksimal dengan pemakaian benda yang dikonsumsinya. Apa yang dimaksud dengan konsep utilitas? Utilitas adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Atau dengan kata lain, utiltas adalah ukuran kepuasan yang diterima dari penggunaan atau konsumsi barang dan jasa.
   Masing-masing konsumen merupakan pribadi yang unik. Konsumen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, dalam perbedaan-perbedaan yang unik itu ada satu persamaan, yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya dalam mengonsumsi suatu barang.
   Untuk membahas perilaku konsumen dalam bab ini, kita akan menggunakan pendekatan kardinal yang umum digunakan.

Pendekatan Kardinal
   Pendekatan kardinal juga disebut marginal utility. Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumen suatu barang dapat diukur/dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah, atau buah. Semakain besar jumlah barang yang dikonsumsi semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen.
  Dalam subbab ini kita membahas tentang penelitian yang dilakuakn oleh Hermann Heinrich Gossen mengenai nilai guna total (total utility) dan nilai guna marjinal (marginal utility) yang terkandung dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II. Namun sebelum itu lebih dulu mari kita ketahui tentang nilai guna total dan nilai guna marjinal.
   Nilai guna total adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan. Sedangkan nilai guna marjinal atau kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
  • Hukum Gossen I : Jika penemuan kebutuhan akan suatau barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatannya tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh.
  • Hukum Gossen II : Manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai mencapai tingkat intensitas yang sama.”
C. PRODUKSI

1. Pengertian Produksi
    Produksi adalah kegiatan menambah faedah suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan produksi dengan mengubah sifat dan bentuknya merupakan produksi barang. Sedangkan produksi tanpa mengubah sifat dan bentuknya merupakan produksi jasa.

2. Tujuan Produksi
    Secara umum tujuan produksi adalah memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.

D. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
    Apa yang dimaksud dengan faktor produksi? Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi terdiri atas alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (entrepreneurship). Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli (utama). Sedangakan, modal dan keahlian adalah faktor produksi turunan.

1. Faktor Produksi Alam
    Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi. Contoh dari produksi alam adalah tanah, air, udara, sinar matahari, barang tambang.

2. Faktor Produksi Tenaga Kerja
    Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan faktor produksi lain. Keberadaan manusia sangat berperan dalam faktor produksi tenaga kerja ini.

3. Faktor Produksi Modal
    Modal umumya mepliputi benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses produksi barang-barang dan jasa-jasa lain. Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi.

4. Faktor Produksi Keahlian
    Faktor produksi terakhir ini yang tak kalah penting adalah keahlian atau skill atau faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship). Sebanyak dan sebagus apapun faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya akan tidak maksimal pula.


E. TEORI PRODUKSI
     Teori produksi adalah proses pneggabungan dan pembentukan berbagai masukan (input) menjadi keluaran (output). Sebagai contoh produksi mebel, input yang digunakan dalam produksi mebel antara lain papan, balok, cat, pelitur, mesin-mesin, tenaga manusia, dan bangunan untuk melakukan semua kegiatan tersebut.  outputnya meliputi meja, kursi, lemari dan jenis-jenis mebel lainnya.
    Berikut ini akan dibahas tentang beberapa hal yang menyangkut teori prosuksi.

1. Klasifikasi Faktor Produksi
  Faktor produksi (input) dapat dibedakan menjadi faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu. Faktor produksi ini sebenarnya bisa diubah, namun dengan biaya yang sangat besar dan dalam jangka panjang. Contohnya gedung, mesin, dan kendaraan. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang dapat diubah dengan cepat dan dalam jangka waktu pendek. Contohnya tenaga kerja dan bahan baku.
    Keputusan-keputusan produksi yang diambil oleh produsen berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dapat dibedakan atas dua jangka waktu, yaitu jangka waktu pendek dan jangka waktu panjang. Jangka waktu pendek adalah periode waktu dimana minimal terdapat satu faktor produksi yang bersifat tetap ditambah dengan satu atau beberapa faktor produksi variabel. Sedangakan Jangka panjang merupakan periode waktu, dimana semua faktor produksi berubah. Dengan demikian dalam jangka panjang semua faktor produksi adalah variabel.
    
2. Perluasan Produksi
    Penambahan hasil produksi dapat dilakukan dengan jalan menambah faktor produksinya (ekstensifikasi) atau meningkatkan produktivitas faktor produksi yang ada (intensifikasi). Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan sarana yang ada serta memperhatikan keterbatasan faktor produksi dan besar kecilnya pengaruh penambahan input terhadap output.

3. Produk Total, Produk Marjinal dan Produk Rata-Rata
    Jika kita lihat bahwa dengan menambah tenaga kerja dan menganggap faktor produksi atau input lainnya tetap, maka output juga bertambah. Dalam hal ini, tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi variabel (dapat diubah). Pertambahan output yang dihasilkan dari pertambahan satu unit faktor produksi variabel ini dinamakan produk marjinal (marginal product-MP). Jika produk total dibagi dengan jumlah faktor produksi variabel yang digunakan untuk memproduksi, maka akan dihasilkan produk rata-rata (averange product-AP). Dalam bentuk matematis, produk marjinal dan produk rata-rata ini dapat kita tulis sebagai berikut.



Diamana :
MP = Produk marjinal (marginal product - MP)
AP = Produk rata-rata (average product - AP)
TP = Produk total (total product - TP)
L   = Tenaga kerja (labor)
∆   = Perubahan (selisih)

4. Hukum Produk Marjinal yang Semakin Menurun
    Sebagai contoh petani jagung yang menambah jumlah pekerjanya, penambahan satu pegawai ternyata dapat meningkatkan jumlah hasil jagung karena lahan bisa ditanami secara maksinal. Sekarang bagaimana jika jumlah pekerja tersebut terus ditambah menjadi dua, tiga, empat, lima, atau malah lebih, sementara luas lahan dan peralatan lain tetap? Mula-mula, penambahan jumlah pekerja tersebut akan tetap menaingkatkan hasil panen jagung. Namun juka pekerja terus ditambah, lahan jagung menjadi terlalu sesak oleh pekerja dan hasil kerja mereka tidak lagi maksimal, dan akhirnya pertambahan hasil panen jagung menurun.

5. Hubungan antara Produk Total (TP), Produk Marjinal (MP), dan Produk Rata-Rata
    Singkatnya, jika kurva produk rata-rata (AP) naik, kurva produk marjinal (MP) terletak diatasnya. Jika kurva AP mencapai maksimum, kurva MP sama dengan kurva AP (MP = AP). Jika kurva AP turun maka kurva MP terletak dibawah kurva AP. 
[Continue reading...]
 
Copyright © . IPSesemka - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger