1. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Selain itu untuk yujuan konsumsi, suatu benda juga dipergunakan sebagai benda produksi. Sebagai contoh, Pak Amir memiliki mobil, pada hari Senin sampai Jumat, mobil tersebut digunakan untuk mengangkut penumpang, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu mobil tersebut khusus digunkan untuk keperluan keluarga. Mobil yang disewakan tersebut bukan merupakan contoh konsumsi melainkan untuk tujuan menghasilkan uang dan mobil berperan sebagai benda produksi.
2. Ciri-Ciri dan Pembagian Benda Konsumsi
Untuk mengetahui apakah pemakaian suatu benda termasuk lingkup konsumsi atau produksi dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penggunaan gergaji, cangkul, mesin-mesin, dan barang -barang modal lainnya yang bertujuan menambah faedah benda tidak dikategorikan ke dalam kegiatan konsumsi. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam kegiatan produksi.
- Manfaat, nilai, ataupun volume benda-benda yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.
- Benda yang habis dalam sekali pemakaian. Contohnya adalah makanan, minuman, dan obat-obatan.
- Benda yang pemakaiannya berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Contoh benda konsumsi ini adalah baju, sepatu, tas, sapu, ember, televisi, dan rumah.
3. Tujuan Kegiatan Konsumsi
Tujuan kegiatan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung. Penggunaan benda-benda di luar tujuan tersebut tentunya tidak dikategorikan sebagai benda konsumsi.
B. TEORI PERILAKU KONSUMEN
Sehari-hari kita harus selalu melakukan pilihan. Apakah kita akan pergi bermain atau dirumah mengerjakan tugas? minum teh atau kopi? Kita memang harus selalu melakukan pilihan karena keinginan kita tak terbatas sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas.
Konsep pilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Berdasarkan konsep in iyang menyatakan bahwa konsumen pada umumnya selalu berusaha untuk mencapai utilitas yang maksimal dengan pemakaian benda yang dikonsumsinya. Apa yang dimaksud dengan konsep utilitas? Utilitas adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Atau dengan kata lain, utiltas adalah ukuran kepuasan yang diterima dari penggunaan atau konsumsi barang dan jasa.
Masing-masing konsumen merupakan pribadi yang unik. Konsumen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, dalam perbedaan-perbedaan yang unik itu ada satu persamaan, yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya dalam mengonsumsi suatu barang.
Untuk membahas perilaku konsumen dalam bab ini, kita akan menggunakan pendekatan kardinal yang umum digunakan.
Pendekatan Kardinal
Pendekatan kardinal juga disebut marginal utility. Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumen suatu barang dapat diukur/dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah, atau buah. Semakain besar jumlah barang yang dikonsumsi semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen.
Dalam subbab ini kita membahas tentang penelitian yang dilakuakn oleh Hermann Heinrich Gossen mengenai nilai guna total (total utility) dan nilai guna marjinal (marginal utility) yang terkandung dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II. Namun sebelum itu lebih dulu mari kita ketahui tentang nilai guna total dan nilai guna marjinal.
Nilai guna total adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan. Sedangkan nilai guna marjinal atau kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
- Hukum Gossen I : “Jika penemuan kebutuhan akan suatau barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatannya tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh.”
- Hukum Gossen II : “Manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai mencapai tingkat intensitas yang sama.”
C. PRODUKSI
1. Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan menambah faedah suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan produksi dengan mengubah sifat dan bentuknya merupakan produksi barang. Sedangkan produksi tanpa mengubah sifat dan bentuknya merupakan produksi jasa.
2. Tujuan Produksi
Secara umum tujuan produksi adalah memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
D. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
Apa yang dimaksud dengan faktor produksi? Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi terdiri atas alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (entrepreneurship). Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli (utama). Sedangakan, modal dan keahlian adalah faktor produksi turunan.
1. Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi. Contoh dari produksi alam adalah tanah, air, udara, sinar matahari, barang tambang.
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan faktor produksi lain. Keberadaan manusia sangat berperan dalam faktor produksi tenaga kerja ini.
3. Faktor Produksi Modal
Modal umumya mepliputi benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses produksi barang-barang dan jasa-jasa lain. Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi.
4. Faktor Produksi Keahlian
Faktor produksi terakhir ini yang tak kalah penting adalah keahlian atau skill atau faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship). Sebanyak dan sebagus apapun faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya akan tidak maksimal pula.
E. TEORI PRODUKSI
Teori produksi adalah proses pneggabungan dan pembentukan berbagai masukan (input) menjadi keluaran (output). Sebagai contoh produksi mebel, input yang digunakan dalam produksi mebel antara lain papan, balok, cat, pelitur, mesin-mesin, tenaga manusia, dan bangunan untuk melakukan semua kegiatan tersebut. outputnya meliputi meja, kursi, lemari dan jenis-jenis mebel lainnya.
Berikut ini akan dibahas tentang beberapa hal yang menyangkut teori prosuksi.
1. Klasifikasi Faktor Produksi
Faktor produksi (input) dapat dibedakan menjadi faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu. Faktor produksi ini sebenarnya bisa diubah, namun dengan biaya yang sangat besar dan dalam jangka panjang. Contohnya gedung, mesin, dan kendaraan. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang dapat diubah dengan cepat dan dalam jangka waktu pendek. Contohnya tenaga kerja dan bahan baku.
Keputusan-keputusan produksi yang diambil oleh produsen berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dapat dibedakan atas dua jangka waktu, yaitu jangka waktu pendek dan jangka waktu panjang. Jangka waktu pendek adalah periode waktu dimana minimal terdapat satu faktor produksi yang bersifat tetap ditambah dengan satu atau beberapa faktor produksi variabel. Sedangakan Jangka panjang merupakan periode waktu, dimana semua faktor produksi berubah. Dengan demikian dalam jangka panjang semua faktor produksi adalah variabel.
2. Perluasan Produksi
Penambahan hasil produksi dapat dilakukan dengan jalan menambah faktor produksinya (ekstensifikasi) atau meningkatkan produktivitas faktor produksi yang ada (intensifikasi). Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan sarana yang ada serta memperhatikan keterbatasan faktor produksi dan besar kecilnya pengaruh penambahan input terhadap output.
3. Produk Total, Produk Marjinal dan Produk Rata-Rata
Jika kita lihat bahwa dengan menambah tenaga kerja dan menganggap faktor produksi atau input lainnya tetap, maka output juga bertambah. Dalam hal ini, tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi variabel (dapat diubah). Pertambahan output yang dihasilkan dari pertambahan satu unit faktor produksi variabel ini dinamakan produk marjinal (marginal product-MP). Jika produk total dibagi dengan jumlah faktor produksi variabel yang digunakan untuk memproduksi, maka akan dihasilkan produk rata-rata (averange product-AP). Dalam bentuk matematis, produk marjinal dan produk rata-rata ini dapat kita tulis sebagai berikut.
Diamana :
MP = Produk marjinal (marginal product - MP)
AP = Produk rata-rata (average product - AP)
TP = Produk total (total product - TP)
L = Tenaga kerja (labor)
∆ = Perubahan (selisih)
4. Hukum Produk Marjinal yang Semakin Menurun
Sebagai contoh petani jagung yang menambah jumlah pekerjanya, penambahan satu pegawai ternyata dapat meningkatkan jumlah hasil jagung karena lahan bisa ditanami secara maksinal. Sekarang bagaimana jika jumlah pekerja tersebut terus ditambah menjadi dua, tiga, empat, lima, atau malah lebih, sementara luas lahan dan peralatan lain tetap? Mula-mula, penambahan jumlah pekerja tersebut akan tetap menaingkatkan hasil panen jagung. Namun juka pekerja terus ditambah, lahan jagung menjadi terlalu sesak oleh pekerja dan hasil kerja mereka tidak lagi maksimal, dan akhirnya pertambahan hasil panen jagung menurun.
5. Hubungan antara Produk Total (TP), Produk Marjinal (MP), dan Produk Rata-Rata
Singkatnya, jika kurva produk rata-rata (AP) naik, kurva produk marjinal (MP) terletak diatasnya. Jika kurva AP mencapai maksimum, kurva MP sama dengan kurva AP (MP = AP). Jika kurva AP turun maka kurva MP terletak dibawah kurva AP.
0 komentar:
Posting Komentar